Judul
tulisan ini bukan bermaksud menghina para guru, namun sebagai pelecut
agar guru mau gaul dalam arti menguasai pengoperasian komputer dan cara
mengakses internet meskipun tidak sampai mahir. Saya pun bukan ahli
komputer maupun internet, namun sekedar mencari literatur dan media
pembelajaran interaktif yang begitu melimpah ruahnya di internet, bolehlah.
Selama
belasan tahun menjadi guru dan bergaul dengan teman-teman di tempat
kerja maupun dalam kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sering
terlontar komentar dari teman-teman bahwa mereka belum mampu
mengoperasikan komputer apalagi nge-net (maksudnya main internet,
mengakses internet). Bahkan lebih parah lagi, ada yang mengaku mendadak
berkeringat dingin dan grogi kalau harus nge-net. Bagaimana kalau salah
klik dan nyelonong ke tempat-tempat serem.
Perkenalan saya dan internet bermula sekitar tahun 2003, belum terlalu lama memang. Saya suka ngoprek
handphone, maksudnya bukan dibongkar seperti teknisi namun mencoba-coba
mengubah setting ini itu dengan panduan dari tabloid handphone yang
itupun tidak sengaja saya baca. Pada waktu itu jaringan GPRS belum
mengcover daerah saya. Sudah saya oprek bolak-balik tetap gak
konek-konek. Lha jalannya belum ada gitu. Lalu tanpa sengaja di akhir
tahun 2003 saya melihat di layar handphone ada tanda GPRS (simbolnya
saya lupa kaena hp jadul), langsung deh saya ngacir ngebut
(pakai bemo tua kalau ukuran jaman sekarang) browsing internet untuk
pertama kalinya. Awalnya nyari lagu-lagu dan gambar-gambar lucu buat
putriku.
Mulai deh
teman-teman di sekolah mengetahui bahwa saya bisa nyetting hp buat
internetan. Saya mulai kebanjiran order nyetting berbagai merk hp yang
untuk ukuran waktu itu lumayan canggih. Bukan cuma nyetiting tapi juga
permintaan instal aplikasi Symbian yang kalau di counter hp lumayan
harganya. Sampai-sampai teman-teman menyarankan saya buka counter atau
toko komputer. Hahaha…..bukannya gak minat tapi gak punya modal yang
cukup. Lagipula saya melakukannya untuk hoby dan sekedar selingan saja.
Era
jejaring sosial mulai menjadi lifestyle bukan hanya bagi remaja tapi
juga orang dewasa. Makin lama kemajuan dunia IT makin cepat bahkan konon
dalam hitungan detik selalu lahir inovasi-inovasi dalm bidang IT yang
berdampak langsung terhadap kemajuan dunia pendidikan khususnya
matematika. Wah….kali ini saya harus bilang WOW. Lahirlah era diklat
online, hehe….maaf meloncat terlalu jauh. Tentu perkenalan saya dengan
komputer dan internetnya cukup menjadi modal untuk mengikuti diklat
online. Diklat online GeoGebra yang diselenggarakan oleh PPPPTK
Matematika merupakan pengalaman pertama saya, dan yang kedua (semoga ada
yang ketiga dan seterusnya) diklat online pola 15 hari yang akan
berakhir beberapa hari lagi.
Jangan tanya seru tidaknya. Seruuuuuuuu banget. Meskipun materi, forum diskusi, dan tugas berjibun banyaknya, tetap saja situs E-training PPPTK Matematika tidak pernah sepi. Teman-teman peserta luar biasa semangatnya. Wah…pokoknya kagak ade matinye kalau kata orang Betawi sih. Sayang sekali kondisi kesehatan saya kurang baik jadi tidak dapat mengikuti semua kegiatan serajin teman-teman saya lainnya.
Beberapa
materi pernah saya baca di internet namun banyak yang baru saya
ketahui. Materi dalam diklat khususnya pada sesi pemanfaatan internet
bagi pembelajaran matematika diantaranya, penyimpanan file online
seperti di Dropbox, pencarian
referensi online, pembuatan video pembelajaran menggunakan screencast
(CamStudio, Screencast-O-matic, dsb), cara mengunggah video di Youtube,
cara mengkonversi video ke format lain (misal 3GP) agar dapat
dioperasikan di handphone (yang ini saya sudah biasa sih). Dan masih buanyaaak lagi. ^_^
Nah,
sekarang kegemaran saya pada komputer dan internet lebih terarahkan
dengan baik dan tentunya lebih bermanfaat. Karena dari diklat online yang saya
ikuti banyak sekali materi pembuatan media pembelajaran interaktif yang
bisa diunggah di Youtube maupun tempat penyimpanan file online yang
dapat diunduh oleh siswa-siswa saya. jadi muridnya semakin pintar karena
gurunya rajin belajar di diklat online. Kalau kebanyakan siswa ingin disebut sebagai
anak gaul, gurunya pun mestinya tidak kalah gaul. Gaul yang positif tentunya
dengan nge-net di diklat online. Jadi guru gaptek (gagap teknologi)
harus banyak gaul dengan diklat online deh kayaknya, haha…
Edited from my Kompasiana
0 komentar:
Posting Komentar