Sebuah blog pembelajaran

Rabu, Agustus 28, 2013

Guru Gaptek, Guru Gak Gaul

Judul tulisan ini bukan bermaksud menghina para guru, namun sebagai pelecut agar guru mau gaul dalam arti menguasai pengoperasian komputer dan cara mengakses internet meskipun tidak sampai mahir. Saya pun bukan ahli komputer maupun internet, namun sekedar mencari literatur dan media pembelajaran interaktif yang begitu melimpah ruahnya di internet, bolehlah.
Selama belasan tahun menjadi guru dan bergaul dengan teman-teman di tempat kerja maupun dalam kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sering terlontar komentar dari teman-teman bahwa mereka belum mampu mengoperasikan komputer apalagi nge-net (maksudnya main internet, mengakses internet). Bahkan lebih parah lagi, ada yang mengaku mendadak berkeringat dingin dan grogi kalau harus nge-net. Bagaimana kalau salah klik dan nyelonong ke tempat-tempat serem.
Perkenalan saya dan internet bermula sekitar tahun 2003, belum terlalu lama memang. Saya suka ngoprek handphone, maksudnya bukan dibongkar seperti teknisi namun mencoba-coba mengubah setting ini itu dengan panduan dari tabloid handphone yang itupun tidak sengaja saya baca. Pada waktu itu jaringan GPRS belum mengcover daerah saya. Sudah saya oprek bolak-balik tetap gak konek-konek. Lha jalannya belum ada gitu. Lalu tanpa sengaja di akhir tahun 2003 saya melihat di layar handphone ada tanda GPRS (simbolnya saya lupa kaena hp jadul), langsung deh saya ngacir ngebut (pakai bemo tua kalau ukuran jaman sekarang) browsing internet untuk pertama kalinya. Awalnya nyari lagu-lagu dan gambar-gambar lucu buat putriku.
Mulai deh teman-teman di sekolah mengetahui bahwa saya bisa nyetting hp buat internetan. Saya mulai kebanjiran order nyetting berbagai merk hp yang untuk ukuran waktu itu lumayan canggih. Bukan cuma nyetiting tapi juga permintaan instal aplikasi Symbian yang kalau di counter hp lumayan harganya. Sampai-sampai teman-teman menyarankan saya buka counter atau toko komputer. Hahaha…..bukannya gak minat tapi gak punya modal yang cukup. Lagipula saya melakukannya untuk hoby dan sekedar selingan saja.
Era jejaring sosial mulai menjadi lifestyle bukan hanya bagi remaja tapi juga orang dewasa. Makin lama kemajuan dunia IT makin cepat bahkan konon dalam hitungan detik selalu lahir inovasi-inovasi dalm bidang IT yang berdampak langsung terhadap kemajuan dunia pendidikan khususnya matematika. Wah….kali ini saya harus bilang WOW. Lahirlah era diklat online, hehe….maaf meloncat terlalu jauh. Tentu perkenalan saya dengan komputer dan internetnya cukup menjadi modal untuk mengikuti diklat online. Diklat online GeoGebra yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika merupakan pengalaman pertama saya, dan yang kedua (semoga ada yang ketiga dan seterusnya) diklat online pola 15 hari yang akan berakhir beberapa hari lagi.
Jangan tanya seru tidaknya. Seruuuuuuuu banget. Meskipun materi, forum diskusi, dan tugas berjibun banyaknya, tetap saja situs E-training PPPTK Matematika tidak pernah sepi. Teman-teman peserta luar biasa semangatnya. Wah…pokoknya kagak ade matinye kalau kata orang Betawi sih. Sayang sekali kondisi kesehatan saya kurang baik jadi tidak dapat mengikuti semua kegiatan serajin teman-teman saya lainnya.
Beberapa materi pernah saya baca di internet namun banyak yang baru saya ketahui. Materi dalam diklat khususnya pada sesi pemanfaatan internet bagi pembelajaran matematika diantaranya, penyimpanan file online seperti di Dropbox, pencarian referensi online, pembuatan video pembelajaran menggunakan screencast (CamStudio, Screencast-O-matic, dsb), cara mengunggah video di Youtube, cara mengkonversi video ke format lain (misal 3GP) agar dapat dioperasikan di handphone (yang ini saya sudah biasa sih). Dan masih buanyaaak lagi. ^_^
Nah, sekarang kegemaran saya pada komputer dan internet lebih terarahkan dengan baik dan tentunya lebih bermanfaat. Karena dari diklat online yang saya ikuti banyak sekali materi pembuatan media pembelajaran interaktif yang bisa diunggah di Youtube maupun tempat penyimpanan file online yang dapat diunduh oleh siswa-siswa saya. jadi muridnya semakin pintar karena gurunya rajin belajar di diklat online. Kalau kebanyakan siswa  ingin disebut sebagai anak gaul, gurunya pun mestinya tidak kalah gaul. Gaul yang positif tentunya dengan nge-net di diklat online. Jadi guru gaptek (gagap teknologi) harus banyak gaul dengan diklat online deh kayaknya, haha…

Edited from my Kompasiana
Share:

0 komentar:

Translate

Twitter