Pinjam istilah dalam bahasa gaul, TTM (Teman Tapi Mesra), dan TTT (Teman Tapi Terpaksa), haha…. Istilah terakhir tadi hasil karangan saya. Bagaimana Guru dan KTI (Karya Tulis ilmiah) dikaitkan dengan TTM dan TTT? Bisa-bisa sajah koq. ^_*
Kala harus membuat klasifikasi hunungan antara guru dan KTI, ya itu tadi ada dua kategori yaitu TTM ada yang TTT. Guru kategori TTM tidak merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya karena ia sadar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dengan cara yang tak dapat dibayangkan. Ia senang mempelajari hal-hal baru yang bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya dalam melayani kebutuhan belajar siswa. biasanya guru dengan kategori TTM senang menelisik kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilakukannya, kemudian berupaya untuk memperbaiki kekurangan tersebut dengan membaca, meminta pendapat orang lain atau guru lain, bertanya kepada pakar pendidikan, selanjutnya melakukan penelitian agar guru lain yang memiliki permasalahan yang sama dapat melakukan perbaikan dengan cara yang kurang lebih serupa. Mungkin penelitian yang dilakukan guru kategori TTM ini didasari adanya Permen Menpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang angka kredit jabatan dan peraturan bersama Mendiknas dan Kepala Kepegawaian Negara Nomor 3/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010. Namun hal tersebut hanya sebagai stimulator saja dan bukan faktor utama bagi penulisan KTI.
Sumber kutipan dari SINI
Lain dengan karakteristik hubungan guru dan KTI pada kategori TTT. Diantaranya: acuh tak acuh terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran yang diampunya. Sukar menerima saran dan pendapat dari pihak (baca: guru) lain, merasa sudah cukup dengan ilmu yang dimilikinya, dan kenaikan pangkat/jabatan menjadi alasan utama untuk melaksanakan penelitian dan menulis KTI. Merasa bahwa keharusan guru untuk mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan merupakan beban dan suatu keterpaksaan yang menjengkelkan.
Nah, pada kategori mana hubungan mayoritas guru Indonesia dengan KTI? Bagaimana dengan penulis sendiri, apakah sudah TTM atau masih TTT? Sedang berupaya supaya jadi TTM. Hehehe….semoga.
Edited from my Kompasiana