Pertama, menyia-nyiakan waktu. Kedua, membicarakan hal-hal yang tidak berguna. ''Di antara kualitas keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak berguna untuk dirinya.'' (Al-Hadits)
Ketiga, memberikan porsi perhatian yang terlalu besar terhadap masalah-masalah sepele. Misalnya, suka mendengarkan kabar burung, ramalan-ramalan, dan gosip-gosip. Kesenangan seperti itu hanya akan membuat orang menjadi paranoid (ketakutan), menciptakan kecemasan di dalam hati, dan melenyapkan kedamaian dari dalam hati.
Rasulullah mengajarkan kepada pamannya, Abbas, satu doa yang menghimpunkan antara kebahagiaan dunia dan akhirat: ''Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ampunan dan afiat.''
Doa ini mencakup dan melingkupi semua hal. Di dalamnya ada kebaikan dunia dan akhirat.
''Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat.'' (QS. Ali 'Imran: 148)
''Ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.'' (QS. Thaha: 123)
(Sumber: Aidh al-Qarni. 2008.La Tahzan hal. 284-285. Jakarta: Qishti Press)
Ketiga, memberikan porsi perhatian yang terlalu besar terhadap masalah-masalah sepele. Misalnya, suka mendengarkan kabar burung, ramalan-ramalan, dan gosip-gosip. Kesenangan seperti itu hanya akan membuat orang menjadi paranoid (ketakutan), menciptakan kecemasan di dalam hati, dan melenyapkan kedamaian dari dalam hati.
Rasulullah mengajarkan kepada pamannya, Abbas, satu doa yang menghimpunkan antara kebahagiaan dunia dan akhirat: ''Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ampunan dan afiat.''
Doa ini mencakup dan melingkupi semua hal. Di dalamnya ada kebaikan dunia dan akhirat.
''Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat.'' (QS. Ali 'Imran: 148)
''Ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.'' (QS. Thaha: 123)
(Sumber: Aidh al-Qarni. 2008.La Tahzan hal. 284-285. Jakarta: Qishti Press)