tag:blogger.com,1999:blog-2617255985789251455.post4072200779988694264..comments2023-06-27T19:17:35.069+07:00Comments on EKMATIKA: Umiku Berk(umi)sEuis Kurniawatihttp://www.blogger.com/profile/09237742261951775189noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-2617255985789251455.post-65972752853747342232009-03-17T06:55:00.000+07:002009-03-17T06:55:00.000+07:00Memang ya pak, kalau kita lihat dan dengar sekelil...Memang ya pak, kalau kita lihat dan dengar sekeliling kita sesungguhnya lebih banyak yang penderitaanya melebihi apa yang kita rasakan. <BR/>Oleh karena itulah saya berusaha untuk tidak banyak mengeluh, biarlah keluh kesahku hanya dihadapan Allah SWT. Sehingga saya sungkan mau banyak bercerita ke teman-teman (kecuali teman-teman dekat saya saja). Saya pikir toh orang lain juga pasti punya masalahnya sendiri.<BR/>Saya juga salut atas kesabaran bapak, ternyata dibalik kekocakannya tersimpan robot (eh bercanda lho he...).<BR/>Semoga Allah SWT memberikan ketabahan, kesabaran, kekuatan, dan kesembuhan bagi pak Sairan, saya, dan semua teman yang diam-diam sedang sakit atau keluarganya yang sakit. Amiin...amiin... ya robbal 'alamiin...Euis Kurniawatihttps://www.blogger.com/profile/09237742261951775189noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2617255985789251455.post-6208937910436007232009-03-16T21:52:00.000+07:002009-03-16T21:52:00.000+07:00Orang bilang, anak adalah sisa tidur kita para ora...Orang bilang, anak adalah sisa tidur kita para orang tua. Tapi aku tidak ! Anak bukanlah sisa dari tidurku. Tapi anak adalah harapan hidupku kelak di kemudian hari. Anak adalah perwujudan amanah yang diberikan Tuhanku (Alloh SWT) pada kami.<BR/>Sepenggal kisah yang ibu tulis, sebenarnya pernah terjadi juga pada aku. Ketika anaku protes atas aturanku dia bahkan sempat mengeluh bapak orangnya galak. Sebagai bapak seharusnya aku tabah menghadapi protes anaku. Tapi aku benar-benar menangis di dalam hatiku. Sudahkah aku menjadi bapak yang bijak bagi anak-anaku ???<BR/>Ibu, mungkin Alloh SWT, sedang memberikan ujian bagi Ibu dan percayalah dibalik apa yang ibu alami saat ini pasti ada makna di di balik itu semua.<BR/>Empat tahun yang lalu aku juga mengalami cobaan yang menurut aku cukup berat.<BR/>Kala itu aku sedang menempuh S2 di semester 1. tapi tiba-tiba leherku ga bisa digunakan untuk menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku bak sebuah robot yang berjalan lurus dan kaku. Semula aku cuek dengan penyakitku. Mungkin itu hanya kenger (kaku) aja dan 3 hari biasanya sembuh. Tapi ini tidak. hari demi hari kutunggu sembuhku tapi tak kunjung datang. Sampai akhirnya aku ambruk di tempat tidur. Dan jika bangun... masa Alloh berat sekali punggungku ga bisa diangkat. Dan paling parah lagi aku sampai kesulitan kalau makan karena untuk mengangkat sendok aja aku ga kuat. <BR/>Usaha penyebuhanpun aku lakukan dari dipijat sampai terapi di Rumah Sakit. Tapi itu belum segera menyebuhkanku.<BR/>Alhamdulilah, 4 bulan berikutnya tanpa aku sadari ternyata leherku bisa normal kembali dan aku bisa nengok kanan dan kiri.<BR/>Aku bersyukur kembali aku sekarang telah normal kembali meski aku harus DO dari S2ku. tapi ga mengapa pasti Alloh kan memberi jalan lain buat aku(Bapaknya Avicena dan Dzulfiqar ini).<BR/>Ibu beberapa bulan yang lalu tepatnya menjelang hari raya idul fitri sebenarnya penyakitku kambuh lagi. Aku sempat setres... juga Akankah sertifikasiku gagal lagi seperti S2ku2?<BR/>Alhamdulillah, aku beruntung sekali aku telah sembuh meski kadang leherku cepet pegal.<BR/>Sekarang yang rutin ku lakukan adalah berolahraga dan terapi sendiri. Dan sampai hari ini yang tidak lupa, kemanapun aku pergi aku selalu membawa botol yang berisi minyak oles untuk menghangatkan punggung dan leherku.<BR/>Demikian sepenggal ceritaku ini. Mudah-mudahan bisa menjadi suport bagi kesembuhan ibu.Ayahhttps://www.blogger.com/profile/06991738003464010534noreply@blogger.com